Kamis, 09 Juni 2011

Rebound untuk Batu Bara


JAKARTA,RABU - Era booming komoditas boleh jadi sudah lewat seiring dengan luruhnya harga minyak dunia dalam dua bulan terakhir. Tak terkecuali dengan komoditas batu bara. Harga batubara di Newcastle Index sudah melandai di level 100,83 dollar AS per ton. Padahal, Juni silam, harga batubara pernah melambung hingga kisaran 160 dollar AS per ton.
Riset UBS Securities  menegaskan, era bulan madu batu bara memang sudah berakhir. Resesi global yang menyusutkan permintaan batu bara dunia akan memperpanjang pelemahan harga komoditas yang satu ini. Namun, peluang kenaikan harga batu bara masih terbuka dalam jangka waktu 12 bulan hingga 18 bulan ke depan.
Asumsinya, ketatnya likuditas dan penurunan pendapatan akan menyusutkan investasi di sektor tambang. Produksi batu bara pun diprediksi ikut turun. Artinya, "Supply dan demand sama-sama melambat," jelas Andreas Bokkenheuser, analis UBS Securities.
Namun, tingkat demand batubara akan lebih cepatrebound seiring berputarnya pertumbuhan ekonomi yang akan menyulutkan lagi kebutuhan energi. Saat itulah harga batu bara bakal bangkit lagi. UBS meramal, harga batubara tahun 2009 dan 2010 nanti masing-masing akan bertahan di level 125 dollar AS per ton dan 130 dollar AS per ton.
Analis BNI Securities Muhammad Alfatih berpendapat senada. Ia bilang, saat ini adalah waktu yang tepat bagi investor untuk mengkoleksi saham batubara lagi. Alasannya, harga saham batu bara sudah terbilang murah sedangkan kemungkinan banderolnya naik lagi terbuka lebar. "Karena sekarang kan sudah cukup dalam turunnya, tahun 2009 saya prediksi bisa naik 25 persen sampai 30 persen," ungkapnya.
Beberapa emiten batu bara yang melantai di bursa di antaranya adalah PT Bukit Asam Batubara Tbk (PTBA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Indo Tambang Tbk (ITMG), juga PT Bumi Resources Tbk (BUMI). "Untuk jangka panjang, masih menjanjikan," pungkas analis Dongsuh Kolibindo Ryan Ariadi

Sumber : kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar